Seorang gadis kecil bertanya kepada ayahnya,
"Abi, ceritakan padaku tentang akhwat sejati"
Sang ayah pun menoleh kemudian tersenyum.
Anakku,
Seorang akhwat sejati bukanlah dilihat dari kecantikan paras wajahnya, melainkan dari kecantikan hati yang ada di baliknya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari bentuk tubuhnya yang mempesona, melainkan dilihat dari sejauh mana ia menutupi bentuk tubuhnya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari begitu banyaknya kebaikan yang ia berikan, melainkan dari keikhlasannya memberikan kebaikan itu
Akhwat sejati bukan dilihat dari seberapa indah lantunan suaranya, melainkan dari apa yang sering mulutnya bicarakan.
Akhwat sejati bukan dilihat dari keahliannya berbahasa, melainkan dari bagaimana cara ia berbicara.
Sang ayah diam sejenak sembari melihat ke arah putrinya.
"Lantas apa lagi Abi?" sahut putrinya.
Ketahuilah putriku...
Akhwat sejati bukan dilihat dari keberaniannya dalam berpakaian, melainkan sejauh mana ia berani mempertahankan kehormatannya.
Akhwat sejati bukan dilihat dari kekhawatirannya digoda orang di jalan, melainkan kekhawatiran dirinyalah yang mengundang orang jaadi tergoda
Akhwat sejati bukanlah dilihat dari seberapa banyak dan besarnya ujian yang ia jalani, melainkan sejauh mana ia menghadapi ujian itu dengan penuh rasa syukur.
dan ingatlah...
Akhwat sejati bukan dilihat dari sifat supelnya dalam bergaul, melainkan sejauh mana ia bisa menjaga kehormatannya dalam bergaul.
Setelah itu sang anak kembali bertanya,
"Siapakah yang dapat menjadi kriteria seperti itu Abi?"
Sang ayah memberikannya sebuah buku dan berkata, "Teladanilah mereka"
Sang anak pun mengambil buku itu dan melihat sebuah tulisan
"Istri Rasulullah"
Written by :
Ibnu Hadi
Sumber :http://arsitek-peradaban.abatasa.co.id/post/detail/8336/sebuah-renungan
0 komentar:
Posting Komentar